Labels

Home » » Keseimbangan Kemampuan Berbelanja

Keseimbangan Kemampuan Berbelanja

Keseimbangan kemampuan berbelanja, kadang-kadang juga disebut paritas daya beli (bahasa Inggris: purchasing power parity - PPP) dalam ilmu ekonomi adalah sebuah metode yang digunakan untuk menghitung sebuah alternatif nilai tukar antar mata uang dari dua negara. 

PPP mengukur berapa banyak sebuah mata uang dapat membeli dalam pengukuran internasional (biasanya dolar), karena barang dan jasa memiliki harga berbeda di beberapa negara.

Nilai tukar PPP digunakan dalam perbandingan internasional dari standar hidup. PDB sebuah negara awalnya dihitung dalam mata uang lokal, jadi perbandingan antara dua negara membutuhkan konversi mata uang. 

Perbandingan menggunakan nilai tukar nyata dianggap tidak nyata, karena mereka tidak merefleksikan perbedaan harga antar negara. Perbedaan antara PPP dan nilai tukar nyata bisa berbeda banyak. Misalnya, PDB per kapita di RRC sekitar AS$1.400, sedangkan berdasarkan PPP adalah sekitar AS$6.200. Sedangkan PDB nominal per kapitanya adalah sekitar AS$37.600, tetapi PPP-nya hanya AS$31.400.

Standar hidup menunjuk ke kualitas dan kuantitas barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia bagi orang. Biasanya diukur oleh pendapatan nyata per orang, meskipun beberapa pengukuran lain dapat digunakan; contohnya adalah ketersediaan barang (seperti jumlah kulkas per 1000 orang), atau pengukuran kesehatan seperti harapan hidup.

Ide standar ini dapat berlawanan dengan kualitas hidup, yang memperhitungkan tidak hanya standar hidup material, tetapi juga faktor subyektif lainnya yang menyumbang bagi kehidupan seseorang, seperti hiburan, keamanan, sumber budaya, kehidupan sosial, kesehatan mental, dll. Cara yang lebih rumit untuk menghitung kesejahteraan harus digunakan untuk membuat keputusan semacam itu, dan seringkali hal ini bersangkutan dengan politik, dan oleh sebab itu kontroversial.

Namun, masih tetap ada masalah meskipun hanya dengan menggunakan jumlah rata-rata untuk membandingkan standar hidup material, berlawanan dengan, misal, indeks Pareto. Standar hidup mungkin juga hal yang subyektif. Sebagai contoh, negara dengan kelas atas yang sangat kecil yang sangat kaya dan kelas rendah yang sangat besar dan sangat miskin dapat memiliki rata-rata pendapatan yang tinggi, meskipun kebanyakan penduduk memiliki "standar hidup yang rendah". Ini mencerminkan masalah pengukuran kemiskinan, yang juga cenderung relatif.

0 comments:

Post a Comment